- See more at: http://www.walman.org/2013/04/cara-membuat-efek-salju-bintang-berjatuhan-dan-daun-berguguran-di-blog.html#sthash.PhIcrwRq.dpuf

Halaman

monyet

Cute Rocking Baby Monkey Sumber Artikel Dari : http://info-kitaku.blogspot.com/2013/05/cara-membuat-animasi-kursor-di-blog.html#ixzz2TzPt1EO8

Rabu, 19 Desember 2012

spirulina sebagai sumber makanan alternatif


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Populasi penduduk dunia diprediksi pada tahun 2010 berjumlah kira-kira 8 milyar orang, tentunya setiap tahun ada peningkatan.  Perubahaan iklim dan krisis ekonomi memicu terjadinya kelangkaan pangan di masyarakat. Selain itu juga menyebabkan kenaikan harga bahan pangan yang cukup signifikan. Kondisi seperti ini berdampak langsung pada masyarakat, terutama pada masyarakat golongan menengah ke bawah. Salah satu dampak dari keterbatasan pangan adalah kekurangan gizi di masyarakat. Jika kondisi seperti ini dibiarkan berkesinambungan dapat mengacam masa depan generasi bangsa serta terhambatnya proses pembentukan SDM yang berkwalitas yang dibutuhkan untuk melanjutkan masa depan bangsa.
Pada umumnya masayarakat (terutama di Indonesia) masih terbiasa mengikuti tradisi dari leluhurnya, termasuk dalam hal mengonsumsi makanan, cara mengolah makanan, maupun dalam pemanfaatan sumber-sumber bahan makanan itu sendiri. Pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan pangan oleh masyarakat masih sangat terbatas, bahkan masyarakat tidak tertarik untuk memanfaatkan sumber pangan yang belum familiar di masyarakat, salah satunya adalah memanfaatkan mikroalga sebagai sumber makanan.
 Diantara jenis-jenis mikroalgae yang potensial dan sudah cukup dikenal sebagai sumber pangan salah satunya adalah  Spirulina sp. yang saat ini telah dimanfaatkan sebagai Protein Sel Tunggal (PST), walaupun penggunaanya masih sangat terbatas, dan produk yang dihasilkan juga masih belum memenuhi kriteria masyarakat sebagai sumber pangan. Animo masyarakat bahwa “setelah makan berarti harus kenyang” adalah suatu anggapan yang harus diubah. Seharusnya yang diperlukan bukan kenyangnya, tapi “apakah asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sudah terpenuhi atau tidak.


Dengan adanya bioteknologi, dapat dimanfaatan untuk pengolahan bahan pangan salah satunya mikroalga yaitu Spirulina sp. dijadikan sebagai sumber makanan alternatif di masa mendatang dengan menggunakan teknik DNA rekombinan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa saja kandungan dalam Spirulina sp. sehingga bisa dijadikan sumber makanan alternatif ?
2.      Bagaimana tahapan  teknik DNA rekombinan ?
3.      Apa saja dampak adannya sumber makanan alternatif dengan dengan menggunakan tehnik DNA Rekombinan?

1.3. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.      Untuk mengetahui apa saja kandungan Spirulina sp. sehingga dapat digunakan sebagai sumber makanan alternatif.
2.      Untuk mengetahui dan memahami tahapan-tahapan  tehnik DNA rekombinan.
3.      Untuk mengetahui dampak sumber makanan alternatif dengan menggunakan tehnik DNA Rekombinan.

1.4. Manfaat  Makalah
Diharapkan makalah ini bermanfaat bagi :
1.      Penulis, sebagai salah satu syarat tugas Mata Kuliah Pendidikan Bioteknologi.
2.       Pembaca, sebagai referensi lebih lanjut dalam mempelajari dan menguasai
Bioteknologi.

1.5. Metode Penulisan
Adapun metode yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah antara lain :
1.      Metode literature yaitu penilitian dengan cara telaah pustaka serta membandingkan teori-teori yang ada pada buku / bedah buku.
2.      Metode studi informasi yaitu melalui data dari internet.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kandungan Gizi Spirulina sp.
Spirulina adalah ganggang renik (mikroalga) berwarna hijau kebiruan yang hidupnya tersebar luas dalam semua ekosistem, mencakup ekosistem daratan dan ekosistem perairan baik itu air tawar, air payau, maupun air laut.
Klasifikasi Spirulina menurut Bold & Wyne (1978) dalam Pamungkas (2005) adalah sebagai berikut :
Kingdom    :  Protista
Divisi          :  Cyanophyta
Kelas          : Cyanophyceae
Ordo          :  Nostocales
Famili         : Oscilatoriaceae
Genus         : Spirulina
Spesies       : Spirulina sp.
Spirulina merupakan mikroorganisme autrotrof berwarna hijau-kebiruan dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral (helix), sehingga disebut alga biru-hijau berfilamen (cyanobacterium) (Richmond 1988 dalamPamungkas, 2005). Bentuk tubuh Spirulina sp yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 mikrometer. Filamen Spirulina sp hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas (Richmond, 1988 dalam Pamungkas, 2005).
Spirulina, ganggang biru hijau ini ditemukan pada air payau yang bersifat alkalis. Salah satu spesies Spirulina telah lama dikonsumsi sebagai bahan pangan di daerah Afrika. Bahkan pada abad ke-16, bangsa Astec Indian ditemukan sebagai pengguna Spirulina yang merupakan sumber protein utama dan ternyata kemudian ditemukan mengandung berbagai vitamin. Ada beberapa spesies Spirulina yang telah ditelaah secara baik. Spirulina yang tumbuh di Meksiko dikenal sebagai Spirulina maxima, dan di Afrika Spirulina
platensis.
Spirulina maxima terlihat sebagai benang filamen bersel banyak dengan ukuran panjang 200-300 dan lebar 5-70 mikron. Suatu filamen dengan 7 spiral akan mencapai ukuran 1000 mikron dan berisi 250-400 sel (Angka dan Suhartono 2000).
Protein Spirulina kering dapat mencapai 72% dengan kandungan asam amino yang cukup seimbang, kecuali asam amino yang mengandung sulfur. Kandungan vitaminnya tinggi terutama vitamin B12. Nilai kecernaan pada tikus dilaporkan sebesar 84% dengan nilai NPU 61% dan nisbah keefisienan protein 2,3% (pada kasein 2,5%). Kandungan asam nukleat pada produk kering hanya 4,1%. Nisbah asam nukleat dan proteinnya rendah dibandingkan dengan sumber protein mikroba. Oleh karena itulah Spirulina dapat dikonsumsi langsung oleh manusia tanpa penghilangan/pengurangan kandungan asam nukleat (proses ini harus dilakukan apabila ingin mengkonsumsi protein mikroba) (Angka dan Suhartono 2000).
Spirulina,sp. mengandung pigmen biru yang umum disebut phycocyanin (pigmen yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan menghasilkan antikanker (Kozlenko dan Henson, 1998; Will, 2000)). Phycocyanin, protein kompleks yang terdapat lebih dari 20% dalam seluruh berat keringnya, adalah pigmen terpenting dari mikroalga Spirulina. Pigmen ini dapat berfungsi pula sebagai antioksidan, pewarna alami untuk makanan, kosmetika, dan obat-obatan khususnya sebagai pengganti warna sintetik dan mampu mengurangi obesitas. Besar maupun kecilnya keberadaan fikosianin yang terkandung dalam biomassa sel tergantung banyak sedikitnya suplai nitrogen yang dikonsumsi oleh Spirulina, sp. (Arylza 2005; Boussiba dan Richmond 1979)
2.2. Tahapan Tehnik DNA Rekombinan
Teknologi DNA rekombinan, ini melibatkan upaya perbanyakan gen tertentu di dalam suatu sel yang bukan sel alaminya. Banyak definisi telah diberikan untuk mendeskripsikan pengertian teknologi DNA rekombinan. Salah satunya yang mungkin paling representatif, menyebutkan bahwa teknologi DNA rekombinan adalah pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi dan mengalami perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel inang meskipun organisme tersebut tidak mempunyai kekerabatan.


Teknologi DNA rekombinan mempunyai dua segi manfaat. Pertama, dengan mengisolasi dan mempelajari masing-masing gen akan diperoleh pengetahuan tentang fungsi dan mekanisme kontrolnya. Kedua, teknologi ini memungkinkan diperolehnya produk gen tertentu dalam waktu lebih cepat dan jumlah lebih besar daripada produksi secara konvensional. Pada dasarnya upaya untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkan melalui teknologi DNA rekombinan melibatkan beberapa tahapan tertentu Tahapan-tahapan tersebut adalah isolasi DNA genomik/kromosom yang akan diklon, pemotongan molekul DNA menjadi sejumlah fragmen dengan berbagai ukuran dengan menggunakan enzim restriksi karena pemotongan di dalam molekul maka disebut dengan enzim restriksi endonuklease, isolasi DNA vektor, penyisipan fragmen DNA dengan mengunakan enzim ligase ke dalam vektor untuk menghasilkan molekul DNA rekombinan, transformasi sel inang menggunakan molekul DNA rekombinan, reisolasi molekul DNA rekombinan dari sel inang, dan analisis DNA rekombinan.
Prinsip dasar teknologi DNA rekombinan adalah memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Misalnya, gen dari bakteri bisa diselipkan di khromosom tanaman sel tunggal yaitu Spirulina sp..
Secara klasik analisis molekuler protein dan materi lainnya dari kebanyakan organisme ternyata sangat tidak mudah untuk dilakukan karena adanya kesulitan untuk memurnikannya dalam jumlah besar. Namun, sejak tahun 1970-an berkembang suatu teknologi yang dapat diterapkan sebagai pendekatan dalam mengatasi masalah tersebut melalui isolasi dan manipulasi terhadap gen yang bertanggung jawab atas ekspresi protein tertentu atau pembentukan suatu produk (Budiyanto, 2001).

BIOTEKNOLOGI.jpg

Gambar: tahapan membentuk  DNA Rekombinan


2.3.Dampak Sumber Makanan Alternatif dengan Menggunakan tehnik DNA Rekombinan
Bioteknologi ini menjadi pebincangan menarik terutama ketika dikembangkannya teknologi rekombinan DNA (deoxyribose nucleid acid). Dengan teknologi ini, manusia mampu menghasilkan sesuatu yang sebelumnya sulit dapat dibayangkan. Ini bisa dimungkinkan karena DNA, sebagai bahan materi genetik, mampu dimanipulasi dan direkayasa sesuai dengan keinginan manusia. Seperti diketahui, DNA berupa pita ganda yang saling terpilin membentuk spiral (double helix).  
a         Dampak Positif
-        Menemukan dan mengembangkan sumber makanan alternatif bagi kebutuhan manusia di masa mendatang.
-        Membantu menyelesaikan masalah pangan.
-        Menyingkap rahasia proses-proses kehidupan, pewarisan sifat, dan gen sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
-        Mengkaji dan melestarikan seluk beluk lingkungan lebih dalam dengan tujuan untuk kelestarian kehidupan.
b        Dampak Negatif
-        Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.
-        Manusia menjadi ketergantungan dan cendrung menjadi pemalas.
-        Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik untuk manusia dan hewan.
-        Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetika.
-        Menimbulkan kesenjangan sosial di masyarakat.









BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, adapun yang dapat kami simpulkan adalah sebagai berikut:
1.      Spirulina adalah ganggang renik (mikroalga) berwarna hijau kebiruan yang hidupnya tersebar luas dalam semua ekosistem, yang mempunyai kandungan gizi yang tinggi yaitu protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mindral dan unsur-unsur lain yang sangat perlukan oleh tubuh kita.
2.      DNA rekombinan adalah pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi dan mengalami perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel inang meskipun organisme tersebut tidak mempunyai kekerabatan. Adapun tahapan DNA Rekombinan yaitu mengisolasi DNA,  memotong DNA menggunakan enzim restriksi endonuklease, mengambungkan dan menyambung DNA dengan bantuan enzim ligase,  memasukan DNA rekombinan ke dalam sel hidup, dan DNA rekombinan dapat bereplikasi dan siap diekspresikan.
3.      Adapun dampak sumber makanan alternatif dengan menggunakan tehnik DNA Rekombinan yaitu
-        Dampak positif yaitu menemukan dan mengembangkan sumber makanan alternatif bagi kebutuhan manusia di masa mendatang dan embantu menyelesaikan masalah pangan.
-        Dampak negatif yaitu keseimbangan ekosistem menjadi terganggu, manusia menjadi ketergantungan dan cendrung menjadi pemalas dan adanya kesenjangan sosial pada masyarakat.

3.2. Saran
1.      Dalam menerapkan bioteknologi yaitu dengan tehnik DNA Rekombinan, kita sebagai manusia yang memiliki naluri seyogiannya dapat menerapkannya sesuai dengan norma-norma agar dampak negatif dari penerapannya dapat kita netralisir.
2.      Kita sudah seharusnya menyambut bioteknologi dengan baik sehingga kita mampu merasakan manfaatnya serta mampu meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkannya.